(Artikel) Owen, Finalis Putra-Putri Maritim 2018

BANGKITLAH, PEMUDA!
         Zaman sekarang kaum muda tidak lagi seaktif dulu. Hanya segelintir yang dengan sukarela berpartisipasi dalam kegiatan organisasi, kegiatan sosial, dan berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya. Hal ini merupakan keprihatinan bangsa dan merupakan suatu ‘urgency’ yang perlu dibenahi dengan segera. Sebagai kaum muda seharusnya kita berperilaku selayaknya orang yang masih muda, yang memiliki segudang potensi, ide-ide cemerlang, stamina yang tinggi, dan beribu kelebihan lainnya.


           Seperti salah satu mahasiswa yang mengenyam pendidikannya di BINUS @Malang, Michael Owen Santoso. Ia merupakan finalis Pemilihan Putera-Puteri Maritim Indonesia. Ia dengan sukarela mengikuti pemilihan tersebut dan benar-benar menunjukkan seperti apa harusnya pemuda di zaman sekarang yang aktif, bukannya pasif. Tidak hanya itu, ia juga pernah mengikuti Pemilihan Duta Pariwisata Joko Roro pada bulan April lalu. Berikut merupakan hasil wawancara penulis dengan Owen.

P: apa itu Pemilihan Putera-Puteri Maritim Indonesia?
O: jadi Pemilihan Putera-Puteri Maritim Indonesia itu merupakan salah satu pemilihan duta yang mana duta itu diharapkan memiliki kontribusi dalam bidang kemaritiman, mengingatkan Indonesia akan wilayahnya yang lebih besar perairannya daripada daratannya. Itu dijadikan terobosan bagaimana nantinya generasi muda bisa berkontribusi untuk meningkatkan sumber daya atau potensi yang ada di wilayah Indonesia. Pemilihan ini diikuti dari berbagai provinsi di Indonesia, jadi dari Sabang sampai Merauke semuanya ikut.


P: apa yang menjadi motivasi Anda untuk mengikuti pemilihan tersebut?
O: di situ saya memiliki sebuah program yang mana sempat saya jadikan sebagai salah satu program saat saya mengikuti Pemilihan Duta Pariwisata Joko Roro. Jadi sebenarnya motivasi saya apa, karena saya sadar bahwa saya tinggal di salah satu tempat yang memiliki potensi maritim besar yaitu di Kabupaten Malang. Kabupaten Malang merupakan kabupaten terbesar di Jawa Timur, yang mana dari potensi itu, saya akhirnya memiliki program untuk bisa mengembangkan salah satu potensi maritim di Indonesia yaitu ikan tuna sirip kuning. Jadi itulah alasan yang membuat saya ingin mengikuti dan bisa berkontribusi secara langsung terutama dalam pengembangan sektor maritim di Jawa Timur dulu baru ke nasional.

P: apa saja yang dibutuhkan untuk dapat mengikuti pemilihan tersebut?
O: yang pasti pertama itu mental, karena di sini bukan duta yang sekedar duta. Pemilihan ini menggunakan sistem semi militer, yang mana memang kita dibawah naungan kementrian pariwisata, kementrian maritim dan kementrian komunikasi dan informasi. Kebetulan ketua paguyuban dari pemilihan ini itu adalah seorang TNI, karena diiharapkan kita kan nantinya banyak berhubungan dengan TNI AL. Lalu yang kedua kita punya program apa. Program atau visi apa yang bisa kamu bawa sehingga juri itu yakin apakah kamu memang pantas tergabung di paguyuban putera-puteri maritim itu. Terus yang dibutuhkan lainnya mungkin bagaimana kita bisa memberikan banyak dampak bagi orang lain, bukan hanya untuk diri kita sendiri, terutama dalam hal kemajuan maritim di Indonesia.

P: lalu bagaimana dengan proses seleksinya?
O: proses seleksi tahap awal itu pemilihan berkas, seleksi berkas atau administrasi. Jadi di sana itu kita seleksi dan mengumpulkan berkas secara online dan ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Kita juga membuat esai dan menjawab pertanyaan seputar kemaritiman. Dari situ jika lolos maka masuk 80 besar cowok dan cewek, setelah itu baru diseleksi menggunakan interview lewat videocall bersama juri-juri yang ada. Dari situ, dari 80 besar diambil finalis 64 orang.


P: kegiatan apa saja yang Anda lakukan selama mengikuti seleksi di Jakarta?
O: karantina berjalan selama 10 hari, diawali dengan prakarantina tanggal 19 September 2018, karantinanya dimulai tanggal 20-30 September. Kegiatan pertama kali merupakan tradisi dari Pemilihan Putera-Puteri Maritim Indonesia yaitu pembagian koper yang diacak dan terdapat nama kita. Isi koper itu adalah seragam-seragam yang akan kita gunakan selama karantina. Kemudian dilakukan pembekalan, mulai dari public speaking, dari motivator, dari kementrian-kementrian yang membahas topik generasi muda anti narkoba, potensi maritim, dan bisnis maritim. Lalu juga ada beauty class, modelling, diajari juga koreografi, lalu pembekalan mengenai media sosial, dan pengenalan bagaimana proses kerja di ruang lingkup TNI. Selain itu banyak kegiatan lainnya, kita diajari latihan dasar renang, dan scuba diving yang bertempat di tempatnya TNI AL. Diajari juga menembak pakai pistol dan laras panjang, itu merupakan salah satu pengalaman yang tidak bisa saya lupakan. Ada juga kegiatan cocktail party bersama staf AL yang merupakan salah satu budaya TNI AL yang tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Sebenarnya yang boleh datang ke pesta itu hanya petinggi AL, tapi kita kemarin diberi kesempatan untuk hadir juga. Sebenarnya itu hanya sekedar pesta saja di atas Kapal Republik Indonesia. Terus kita juga sempat mengikuti tur naik kapal KRI Cirebon 543 ke Kepulauan Seribu untuk melepas tukik di Pulau Untung Jawa. Lokasi karantinanya di komando AL armada I Pondok Dayung, Jakarta Utara. Dari sana kita menyebrang selama 2 jam ke Kepulauan Seribu. Mungkin pengalaman-pengalaman itu yang baru saya dapat pertama kali. Lalu kegiatan lain ada halang rintang yang diadakan di laut. Kita diajarkan mendayung, lompat dari ketinggian menuju laut, jerit malam, banyak sih, ya rata-rata kegiatannya itu dan banyak pembekalan materi. Banyak juga kegiatan fisik, kami di sana diberi 10 baju, dan 2 celana dan setiap hari baju baru itu pasti kena lantai, kena aspal, disuruh push up, sit up, merayap, jalan jongkok itu pasti.

P: lalu nilai apa saja yang Anda dapatkan selama memgikuti pemilihan tersebut?
O: banyak, pertama di sana diajarkan bagaimana menjadi orang yang disiplin, on time, dan tidak lambat. Di sana tidak ada perbedaan antara cowok maupun cewek, di sana nggak ada yang namanya manja. Lalu yang kedua adalah disiplin. Contohnya kemarin saya dapat satu pengalaman juga, di sana kita dikasih makan ala TNI, sebenarnya makanannya enak, tapi yang nggak enak dikejar oleh waktu. Jadi bagaimana kita tetap bisa tampil all out dibawah tekanan. Contohnya kemarin saya makan pisang sama kulitnya, memang disuruh makan sama kulitnya. Terus yang kedua makan rawon ada telur asin, nah telur itu dimakan sama cangkangnya. Nah itu mungkin nilai yang saya dapat adalah bagaimana kita harus berjuang. Terus juga diajari kerja sama dalam tim, dilatih kekompakan, kejujuran juga, jadi kalau ada satu orang salah, yang kena hukuman nggak cuma satu orang itu, justru yang salah nggak dapat hukuman, yang dihukum malah semuanya. Ada 63 peserta dari semua provinsi, kemarin ada beberapa yang salah itu yang nanggung kita semua, jadi nilainya tentang kekompakan. Terus nilai lain lebih tentang kerja keras dan pantang menyerah. Karena di sana kalau mentalnya nggak kuat pasti sudah pingin pulang.

P: lalu apa harapan Anda terhadap maritim Indonesia untuk kedepannya?
O: harapannya kita melihat bahwa Indonesia itu negara kepulauan terbesar di dunia. Kita memiliki wilayah maritim yang luar biasa, di sini sebagai generasi muda kita bisa menjadi agent of change, sebagai pelopor yang bisa berkontribusi untuk pengembangan maritim. Dengan cara setiap orang memiliki visi misi tertentu, dan melihat dari berbagai sudut pandang, kita boleh melakukan apa saja tapi yang tepenting kita jangan sampai meninggalkan jejak yaitu sampah. Mungkin yang lebih ditekankan adalah sampah karena di Indonesia ternyata limbah sampah plastik terbanyak kedua di dunia setelah China dan sebagian besar sampah itu dibuang ke laut. Sampah ini akhirnya menghasilkan limbah yang merusak ekosistem laut, yang mana menjadi keprihatinan kami putera puteri maritim karena saat ini generasi muda itu masih belum bisa sadar bahwa laut itu milik kita, laut itu harapan, laut itu adalah kejayaan kita, tetapi oleh banyak orang jarang dipakai. Harapannya agar generasi muda menjadi lebih sadar bahwa laut adalah harapan kita, yang harus bisa kita jaga dan pelihara, karena hasil yang kita dapatkan dari laut itu juga untuk perkembangan ekonomi Indonesia.

          Michael Owen Santoso merupakan salah satu contoh positif bagi pemuda terlebih mahasiswa, karena ia memiliki rasa peduli terhadap bangsa ini terutama di bidang maritim dan mengambil tindakan nyata untuk menjaganya. Pemuda merupakan harapan bangsa, masa depan bangsa. Layaknya yang dikatakan oleh Ir. Soekarno, “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Peran pemuda sangatlah besar dalam membuat perubahan, bukan lagi sekedar bangsa kita, tetapi bahkan dunia. Marilah sebagai generasi muda kita bangunkan lagi semangat yang membara di dalam dada. Jangan sampai semua potensi, semua hal hebat yang bisa kita lakukan diredam oleh rasa malas. Mari kita kembalikan hakikat kita sebagai kaum muda yang berjaya, yang nantinya akan memimpin negeri ini ke arah yang lebih baik. (nd)

KEGIATAN PANORAMA