KEKOMPAKAN ADALAH KUNCI KEMENANGAN
Marcellino "FO" dan "Rey"naldo Santa yang menjuarai posisi kedua di National Start-up bersama dengan Pak Benny |
Satu lagi penghargaan yang
disumbangkan oleh mahasiswa prodi Business Creation ITK Binus @Malang.
Penghargaan tersebut diraih oleh Marcellino Fernando Octavio dan Reynaldo Santa
dalam kompetisi National Start-up Competition bertema “Pariwisata dan Kebudayaan”
yang diadakan oleh Universitas Widya Mandala Surabaya. Mereka berhasil meraih
juara 2 dalam lomba bertaraf nasional tersebut. Selain kemenangan, tentu ada
cerita menarik yang mereka alami dalam perlombaan tersebut.
Awal dari pembentukan tim dimulai dari
Pak Benny, selaku dosen BC yang menghubungi Fo—sapaan akrab Marcellino—untuk
mengikuti kompetisi tersebut. Fo pun mengajak dua orang temannya karena
maksimal pembentukan grup berisi tiga orang. Namun, lambat laun anggota tim
mereka hanya beranggotakan Fo dan Rey. Mereka berdua bersama satu tim lainnya
inilah yang berjuang bersama untuk membawa nama Binus @Malang pada kompetisi
ini.
Alur dari kompetisi business plan ini diawali dengan
mengirim paper. Fo mengaku, tanggal pengumpulan paper tinggal beberapa hari
lagi sejak ia diberitahu tentang informasi lomba tersebut. “Alhasil kita cuma
punya waktu tiga hari buat menyusun paper,” katanya. “Ada ratusan peserta yang
mengirim paper. Nah, dari ratusan peserta itu, nanti dipilih 15 paper terbaik
untuk dipresentasikan di Surabaya. Dan ternyata, paper kami menjadi salah satu
yang terpilih,” lanjut Fo.
Setelah mengetahui kabar tentang
papernya yang terpilih, Fo dan Rey pun langsung memanfaatkan waktu untuk
berlatih presentasi selama seminggu. Dan saat tiba di Surabaya, Fo pun mengaku
saingan mereka berat-berat. “Saingannya berat karena datang dari beberapa kota
di Indonesia. Ada dari Jogja, dari Bali juga,” kata pria asli Malang ini.
Ketika melakukan presentasi, Fo dan
Rey menampilkan video tentang visualisasi aplikasi yang mereka buat. “Karena
lomba ini temanya ‘Pariwisata dan Kebudayaan’, tim kami mengangkat topik
kearifan lokal yang ada di Malang, khususnya pantai-pantai di daerah selatan
Malang. Nah visualisasi aplikasi yang kami buat ini modelnya hampir sama seperti
Traveloka, tapi khusus jasa travel ke tempat wisata,” jelasnya.
Saat melakukan presentasi, Fo dan
Rey tentu melakukan yang terbaik demi membawa nama Binus @Malang. Meski begitu,
ternyata dua orang ini sempat mengaku tidak akur satu sama lain sejak awal.
“Dari awal aku gak pernah bisa akur sama Rey. Kepribadian kami bertolak
belakang banget. Aku ini nakal, dan Rey kutu buku. Tapi, entah kenapa sejak di
Surabaya, kita mulai menjadi satu tim yang kompak. Ternyata kita juga cocok
saat mengobrol,” tutur alumni SMAK Santo Albertus ini.
Dan ternyata benar saja, kekompakan
mereka inilah yang akhirnya membawa timnya menjadi juara 2 dalam kompetisi
tersebut. Perasaan senang sekaligus bangga turut dirasakan oleh Fo. “Rasanya
semua seakan terbayar. Karena saat yang lain liburan akhir semester, kami tidak
libur sama sekali karena masih harus bekerja dan berlatih untuk presentasi,”
terangnya. “Tapi masih belum puas rasanya karena belum bisa menjadi juara
pertama. Kami akan melakukan yang lebih baik lagi untuk kompetisi selanjutnya.”
Terakhir, Fo sempat memberikan
kata-kata bijak yang ia dapatkan dari pengalamannya mengikuti kompetisi ini
yaitu, “Siapapun orangnya, ia berhak menjadi juara. Apapun yang menghalangi,
jangan pernah patah semangat!”
Tetap semangat untuk Fo dan Rey!
Semoga di kompetisi-kompetisi selanjutnya, bisa menyumbangkan juara 1 untuk
Binus @Malang seperti yang diharapkan, ya!