(Artikel) Peduli Anak Penderita Kanker


PEDULI ANAK PENDERITA KANKER


                Di Binus, setiap semesternya pasti akan ditemukan mahasiswa yang melakukan kegiatan sosial. Kegiatan sosial seperti Social Project atau Community Service dilakukan oleh para BINUSIAN untuk menjalankan tugas mata kuliah Character Building. Jenis kegiatan yang dilakukan bermacam-macam. Setiap kelompok pun sangat kreatif dalam menjankan kegiatan di tempat atau komunitas yang mereka tuju.



                Salah satu contoh kegiatan sosial yang dilakukan seperti yang dijalankan oleh beberapa mahasiswa dari jurusan PR ini. Mereka adalah Manda, Benedict, Angel, Ribkah, Dita, dan Iqbal. Kegiatan sosial yang mereka jalankan adalah Community Service, atau kegiatan wajib dalam mata kuliah Character Building: Kewarganegaraan. Artinya, mereka harus melaksanakan kegiatan pada suatu komunitas sebanyak enam kali dalam satu semester. Untuk itu, Manda dkk pun memilih sebuah komunitas yang berbeda dari kelompok lain. Mereka menjalankan kegiatan tersebut di komunitas Sahabat Anak Kanker.

                Komunitas ini berada di Rumah Sakit Saiful Anwar. Walaupun bernama Sahabat Anak Kanker, namun di dalamnya tidak hanya terdapat anak-anak yang mengidap penyakit kanker. Ada juga beberapa anak yang sedang menunggu untuk operasi atau anak-anak yang mengidap penyakit lainnya. Rata-rata mereka masih TK dan hanya beberapa yang sudah SD. Bersama Manda dkk, anak-anak yang sedang berada di komunitas tersebut diajak bermain sekaligus belajar bersama ketika mereka sedang mengadakan kegiatan CS di sana.

                Tentu, kelompok ini tidak sendirian. Mereka dibantu oleh kakak-kakak volunteer yang biasa menjaga adik-adik dalam komunitas tersebut dalam menjalan kegiatan. Kegiatan yang mereka lakukan cukup bervariasi setiap pertemuannya. Seperti membacakan dongeng, menggambar, mewarnai, menonton film, membuat prakarya, dan bersenang-senang dengan bermain bersama.

                “Anak-anak ini kami sebut sebagai jagoan. Mereka sedang dalam perjuangan untuk bertahan hidup dan kami sangat bersyukur di sana karena bisa memberikan kenangan yang indah untuk mereka. Empati dan mental kita sangat terlatih di sana mengingat salah satu peraturan yang harus dipatuhi adalah dilarang untuk menangis demi menjaga semangat hidup mereka,” jelas Benedict, salah satu anggota kelompok. “Setelah beberapa kali melakukan kegiatan di sana, kita bisa jadi lebih mensyukuri kehidupan kita saat ini,” lanjutnya.

                Semoga kegiatan sosial yang dilakukan oleh kelompok ini bisa menginspirasi BINUSIAN semuanya, ya. Hargailah hidup selagi kita masih sehat. (edm)


KEGIATAN PANORAMA